Gara-gara Eks Persib Bandung, Djanur Gagal Jadi Pelatih yang Raih Dua Gelar Juara Piala Presiden

Sekali ternoda, Persebaya Surabaya kehilangan trofi Piala Presiden 2019.

Perjalanan Persebaya Surabaya di Piala Presiden 2019 terbilang impresif sampai berhadapan dengan Arema FC di partai puncak.


Sejak babak grup hingga final Piala Presiden 2019 leg pertama lawan Arema FC, Persebaya Surabaya asuhan Djadjang Nurdjaman alias Djanur tak tersentuh kekalahan.

Sial bagi Bajul Ijo karena kalah di Piala Presiden 2019 leg ke dua di markas Arema FC.

Dalam dua leg partai final Piala Presiden 2019, Persebaya Surabaya kalah dengan agregat 2-4 dari Arema FC.

Setelah bermain imbang 2-2 di Stadion Gelora Bung Tomo, Persebaya Surabaya menyerah 0-2 di markas Arema FC, Stadion Kanjuruhan.

Itu merupakan kekalahan pertama Persebaya Surabaya selama Piala Presiden 2019.

Alhasil, Bajul Ijo pun harus menguburkan impian untuk meraih trofi pertama di Piala Presiden sekaligus dipaksa rela melihat Arema FC mengangkat trofi Piala Presiden untuk kedua kalinya.

Dari sisi pribadi, Djadjang Nurdjaman alias Djanur harus melupakan mimpi sebagai pelatih pertama yang meraih dua gelar Piala Presiden.

Sebaliknya, ia harus rela mantan anak asuhannya di Persib Bandung, Makan Konate, meraih gelar keduanya di turnamen ini.

Padahal, empat tahun lalu, Djanur dan Makan Konate, sama-sama mengangkat trofi Piala Presiden 2015 bersama Persib Bandung.

Di final Piala Presiden 2019, Djanur menganggap mantan anak asuhnya di Persib Bandung itu sebagai biang kegagalan Persebaya Surabaya.


Makan Konate dianggap terlalu tangguh di lini tengah Arema FC serta gagal diimbangi para gelandang Bajul Ijo.

Gara-gara Makan Konate pula, Djadjang Nurdjaman berencana merombak sektor gelandang Persebaya Surabaya sebelum gelaran Liga 1 2019.

Dikutip dari Surya, Djanur mengatakan titik lemah timnya di final Piala Presiden 2019 adalah pada sektor tengah yang masih kropos.

Eks pelatih Persib Bandung mengeluarkan pernyataan itu usai timnya kalah 0-2 pada leg kedua final Piala Presiden 2019 dari Arema FC.

"Ada banyak evaluasi, lini tengah terutama, keropos di situ karena Arema FC unggul di sana. Lini depan mereka sudah kita atasi. Sejak di Surabaya, Konate juga tak bisa dibendung oleh pemain kami," ujar Djanur.
Gayung bersambut, Manajemen Bajul Ijo Candra Wahyudi sepakat dengan Djanur soal mengevaluasi tim setelah gagal menjuarai Piala Presiden 2019.

Candra Wahyudi menyebut pihak manajemen dan tim pelatih Persebaya Surabaya dalam waktu dekat ini akan melakukan pertemuan.

Pertemuan tersebut guna membahas ketidakpuasan tim pelatih dengan lini tengah Persebaya Surabaya yang masih banyak kekurangan.

"Ini sudah kami bicarakan (masalah kroposnya lini tengah) tidak hari ini saja tapi mulai dari Piala Indonesia dan Piala Presiden," kata Candra Wahyudi, Sabtu (13/4/2019).

Bajul Ijo pun membuat opsi untuk merekrut gelandang baru agar bisa menutup lubang di lini tengah.

"Ada pertimbangan lagi di lini tengah, ada beberapa opsi tapi belum tahu karena masih menunggu regulasi untuk liga," kata Candra.

Sumber: tribunnews.com

Related Posts